Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Akhir Pekan Kripto Ambles, Ternyata Ini Penyebabnya

Akhir Pekan Kripto Ambles, Ternyata Ini Penyebabnya

Pola pergerakan harga mata uang kripto (cryptocurrency) kini selalu bergerak melemah pada akhir pekan. Pelemahan yang sering terjadi di akhir pekan sudah berlangsung sejak Mei lalu. 

Pada hari kerja, yakni Senin hingga Jumat, kripto pun dapat melenggang ke zona hijau. Namun ketika akhir pekan datang, harga kripto cenderung berbalik arah ke zona merah.  

Mungkin banyak orang yang bertanya-tanya, mengapa demikian?  

Cryptocurrency dikenal dengan volatilitas yang cukup tinggi dan beberapa ahli mengatakan crash di pasar kripto cenderung akan kembali terjadi pada akhir pekan ini.

"Ini telah menjadi fenomena dalam kripto selama beberapa tahun," kata Stephen McKeon, profesor keuangan di University of Oregon di Eugene.

Penurunan pada akhir pekan ini mungkin memiliki efek signifikan karena regulator menimbang masa depan mata uang digital.  

Berikut ini penyebab crash kini sering kali terjadi pada akhir pekan ini menurut para ahli di kripto.  

Traffic trading kripto cenderung sedikit di akhir pekan  

Menurut Amin Shams, asisten profesor keuangan di Universitas Columbus di Ohio, salah satu alasan volatilnya cryptocurrency pada akhir pekan adalah karena jumlah transaksi lebih sedikit dari hari kerja.

"Ketika volume transaksinya rendah, maka traffic trading terbilang sepi, yang dapat menggerakkan harga lebih banyak lagi," katanya, dikutip dari CNBC International.

McKeon juga beralasan bahwa bank-bank yang tidak beroperasi selama akhir pekan juga menjadi penyebab transaksi kripto cenderung sepi di akhir pekan, karena investor mungkin tidak dapat menambahkan uangnya ke rekening mereka, karena bank-bank tutup.

"Anda mendapatkan saat-saat kepanikan pasar di mana ada banyak tekanan jual," katanya, dilansir dari CNBC International.  

Investor menggunakan margin ketika trading kripto  

Alasan lainnya yang membuat harga kripto melemah pada akhir pekan mungkin karena investor menggunakan margin untuk trading kripto, di mana investor meminjam dana dari perusahaan penyedia trading kripto untuk membeli lebih banyak aset kripto.  

Ketika harga mata uang digital turun di bawah level tertentu, trader harus membayar kembali pinjaman, yang dikenal sebagai margin call.  

Bank yang tidak dibuka pada saat akhir pekan beberapa trader mungkin sedikit kesulitan untuk melunasi dana pinjamannya dari transaksi margin karena mereka tidak dapat memindahkan uang ke rekening mereka dan memicu aksi jual paksa (force sell) dari bursa.  

Manipulasi Pasar  

Mereka yang mencoba untuk mempengaruhi harga cryptocurrency secara artifisial dapat menjadi factor pendorong mengapa harga kripto berjatuhan pada akhir pekan.  

"Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ada pihak yang ingin memanipulasi pasar," kata Syams, dilansir dari CNBC International.

Misalnya, suatu penelitian tahun 2019 menunjukkan bagaimana Tether dapat menjadi satu-satunya mata uang digital yang dapat dikonversikan langsung dengan dolar Amerika Serikat (AS).

Penelitian itu juga membahas bagaimana caranya agar dapat meningkatkan harga Bitcoin dan cryptocurrency lainnya secara artifisial pada saat booming kripto tahun 2017 silam. Tetapi para peneliti masih belum tahu sejauh mana hal itu terjadi.

Satu teori yang dapat disebut spoofing, di mana pergerakan kripto dipengaruhi oleh supply dan demand investor, di mana investor tersebut dapat membeli atau menjual fiktif untuk memengaruhi harga cryptocurrency dengan menciptakan permintaan dan penawaran yang salah.  

Beberapa peneliti percaya hal ini terjadi lebih sering selama sepekan terakhir, menyebabkan harga mata uang digital naik. Namun para peneliti menganggap bahwa teori ini mungkin hanya spekulasi.

"Saya secara pribadi belum melihat bukti konklusif yang menunjukkan manipulasi," kata McKeon.  

Kripto ETF  

Terlepas dari alasan volatilnya kripto di akhir pekan, hal ini menghadirkan tantangan bagi regulator yang menimbang kripto berbasis exchange trade fund (ETF).

Perdagangan ETF selama hari kerja, investor dapat membeli atau menjual cryptocurrency selama 24 jam per hari atau tujuh hari per minggu dan dapat membuat ketidakcocokan untuk kripto ETF.

Misalnya, jika kripto di pasar utama turun 20% pada hari Minggu, mereka yang ingin menjual kriptonya mungkin terjebak di pasar ETF sampai pasar dibuka kembali pada hari Senin.

Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC), Gary Gensler telah menyerukan perlindungan investor yang lebih besar untuk cryptocurrency, menandakan lebih banyak peraturan mungkin diperlukan sebelum agensi menyetujui kripto berbasis ETF. SEC saat ini sedang meninjau aplikasi ETF Bitcoin dan Ethereum dari beberapa perusahaan. 

cnbcindonesia.com

Posting Komentar untuk "Akhir Pekan Kripto Ambles, Ternyata Ini Penyebabnya "